Betapa sesungguhnya jiwa kerap lupa, bahwa mengukir bahagia adalah mencintai nilai diri sebagai awal mula.
Sudah berapa butir kecewa yang ditaruh jiwa?
Sudah setuli apa telinga dirundung gema akan bisikan hina?
Kita, jelita, tak pernah berhenti percaya.
Percaya saja.
Semoga apa-apa yang mempertahankan luka menetap di dada pergi segera.
Semoga semua peluh berganti pulih.
/aqilarchive